Penyalahgunaan narkoba telah menjadi masalah nasional bahkan di Indonesia saat ini menghadapi epidemik ganda yaitu narkoba dan HIV/AIDS. Penyalahgunaan narkoba dengan menggunakan jarum suntik misalnya, menyebabkan kenaikan jumlah pengidap HIV/AIDS yang pesat. Kedua masalah ini bukan semata-mata masalah kesehatan, tetapi juga masalah sosial, ekonomi, dan hukum yang sangat signifikan.
"Apabila tidak dilakukan penanganan yang sungguh-sungguh maka dampaknya cepat atau lambat dapat menyentuh hampir semua aspek kehidupan manusia. Pada akhirnya akan mengancam upaya kita untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia," kata Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Bambang Sudibyo pada Puncak Kampanye Anti Penyalahgunaan Narkoba dan Pencegahan HIV/AIDS di Gedung Olah Raga Ken Arok, Malang, Provinsi Jawa Timur, Kamis (26/06/2008) .
Hadir pada acara Kepala Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani Depdiknas Widaninggar Widjajanti, para Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten dan Kota se Jawa Timur dan para Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota se Jawa Timur.
Kepada para siswa yang hadir pada acara, Mendiknas berpesan, agar menjauhi narkoba karena narkoba sangat dekat dengan HIV/AIDS. Menurut dia, resiko HIV/AIDS dari pecandu narkoba sangat tinggi dan akhirnya akan mengorbankan prestasi. "Saya minta untuk berkomitmen pada diri sendiri untuk menjauhi narkoba. Ingat! narkoba bukan untuk dicoba. Prestasi harus senantiasa diraih tanpa narkoba," tegas Mendiknas.
Mendiknas mengatakan, ancaman narkoba dan HIV/AIDS menuntut adanya program penanggulangan yang sistemik dengan melibatkan partisipasi remaja itu sendiri. Remaja dan generasi muda, kata dia, merupakan usia rawan terhadap berbagai hal pengaruh negatif termasuk penyalahgunaan narkoba dan HIV/AIDS.
Mendiknas menilai, pembentukan kelompok pendidik sebaya di sekolah yang akan meneruskan informasi bahaya penyalahgunaan narkoba dan penularan HIV/AIDS kepada para teman sebayanya sangat efektif. Kegiatan ini, lanjut Mendiknas, dapat dilakukan baik di lingkungan sekolah, keluarga, tempat tinggal, dan lingkungan pergaulan lainnya. "Informasi yang disampaikan oleh pendidik sebaya akan lebih mengena mengingat keterikatan emosi dengan teman sebaya," katanya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur Rasiyo melaporkan beberapa program dalam rangka kampanye anti penyalahgunaan narkoba dan pencegahan HIV/AIDS. Pertama, kata dia, pelatihan fasilitator pendidikan sebaya yang diikuti oleh guru-guru SMA, MA, dan SMK di lima provinsi di Indonesia yakni, Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Bali.
Kedua, lanjut Rasiyo, pelatihan pendidikan sebaya di sekolah yang diikuti oleh siswa di lima provinsi yakni, Jawa Barat sebanyak 800 siswa, Jawa Tengah sebanyak 800 siswa, DIY sebanyak 800 siswa, Jawa Timur sebanyak 1.600 siswa, dan Bali sebanyak 800 siswa. Program lainnya, lanjut dia, adalah lomba lomba cipta lagu, jingle, dan poster.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar